VEKTOR

Vektor adalah besaran fisika yang mempunyai nilai dan arah.

PENGGAMBARAN VEKTOR

Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor.

Metode Analisis

Salah satu metode untuk menghitung Resultan dua buah vektor dapat menggunakan metode analisis.

Contoh Besaran Vektor

Kecepatan dan Perceapatan Merupakan salah satu dari contoh besaran vektor.

gory

Ilmu Fisika

Ilmu Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan sains yang mempelajari sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara matematis dengan menggunakan rumus-rumus persamaan yang didukung adanya penelitian yang terus dikembangkan oleh para fisikawan.

Jumat, 14 Juni 2013

Post 16: Percepatan (Acceleration)

Percepatan adalah besaran vektor yang didefinisikan sebagai gerak di mana suatu benda selalu berubah kecepatannya setiap waktu.

Sebuah bendadapat dipercepat dengan mengubah kecepatannya. Penyiar  Olahraga sering mengatakan bahwa seseorang dipercepat jika ia bergerak cepat. Namun percepatan tidak ada hubungannya dengan jalan cepat. Seseorang bisa bergerak sangat cepat dan masih tidak dikatakatan dipercepat. Percepatan harus dilakukan dengan mengubah seberapa cepat benda bergerak. Jika suatu benda tidak berubah kecepatannya, maka benda tersebut tidak mengalami percepatan. Data di sebelah kanan mewakili sebuah benda bergerak dipercepat  ke utara. Kecepatan berubah selama berjalannya waktu. Bahkan, kecepatan berubah dengan jumlah yang konstan 10 m/s  dalam setiap  detik. 


Setiap kali kecepatan benda berubah, objek dikatakan mengalami percepatan.

Post 15: Diagram Vektor

Diagram vektor adalah diagram yang menggambarkan arah dan besar suatu besaran vector. Biasanya digunakan anak panah. Diagram vektor dapat digunakan untuk menggambarkan kecepatan benda bergerak selama gerakannya. Sebagai contoh, diagram vektor dapat digunakan untuk mewakili gerakan mobil bergerak di jalan.

Dalam diagram vektor, besarnya besaran vektor diwakili oleh ukuran panah vektor. Jika ukuran panah di setiap frame berturut-turut dari diagram vektor adalah sama, maka besarnya vektor yang konstan. Diagram di bawah menggambarkan kecepatan mobil selama gerakannya. Dalam diagram atas, ukuran vektor kecepatan konstan, sehingga diagram yang menggambarkan gerak kecepatan konstan. Dalam diagram bawah, ukuran vektor kecepatan meningkat, sehingga diagram yang menggambarkan gerak dengan kecepatan meningkat yaitu percepatan.


Diagram vektor dapat digunakan untuk mewakili kuantitas vektor. Diagram vektor akan digunakan untuk mewakili berbagai kuantitas fisik seperti percepatan, gaya momentum, dan lain-lain. pahamilah konsep fisika yang menggunakan panah vektor untuk mewakili arah dan ukuran  kuantitasnya. Ini akan menjadi representasi yang sangat penting dari gerakan benda  yang kita melangkah lebih jauh pelajaran kita tentang fisika gerak.


Slamat Belajar :)

Selasa, 11 Juni 2013

Post 14: Penerapan Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

A. Penerapan penjumlahan vektor. 
  • Ketika perahu menyeberangi sungai maka kecepatan gerak perahu sesungguhnya   merupakan penjumlahan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air.
  • Ketika penerjun menjatuhkan diri dari kapal, tempat ia jatuh tidak tepat dibawah kapal tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong angin.
  • Ketika seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya, sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung busur.

B. Penerapan Pengurangan vektor.

     Jika kita menghitung perpindahan yang dialami benda yang bergerak maka, kita akan melakukan proses pengurangan vektor posisi benda akhir dikurangi vektor posisi benda sebelum bergerak. Tentu saja vektor posisi benda ditentukan dulu setelah adanya titik acuan

Selamat Belajar :)

Minggu, 09 Juni 2013

Post 13: Jenis-Jenis Besaran Vektor


Seperti yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya, bahwa besaran vektor dalam fisika itu merupakan besaran yang tidak hanya mempunyai nilai saja, tetapi juga mempunyai arahnya juga. Nilai dan arah ini menjadi hal penting dari vector ini sendiri. Maka dari itu, seseorang akan mudah mengetahui apakah suatu besaran itu merupakan besaran vector atau bukan, karena dapat diketahui oleh arah yang dipunyai oleh besaran tersebut.

Berikut ini ada beberapa contoh besaran vector:
  • Kecepatan
Kecepatan adalah besaran visis yang menyatakan perubahan perpindahan suatu benda persatuan waktu. Satuan dari kecepatan adalah meter/sekon. Dikatakan bahwa kecepatan ini merupakan salah contoh besaran vector dapat kita tinjau pada speedometer yang khususnya mempunyai skala negative.
Dapat juga kita ilustrasikan dengan sebuah perahu bergerak dengan kecepatan A m/s. kamu bergerak searah dengan arus air, pengamat dipinggir sungai akan merasakan kamu bergerak jauh lebih cepat dari pada air. Sebaliknya, jika berlawanan dengan arus air, maka kamu akan merasakan bahwa perahu kamu bergerak lebih lambat dibandingkan dengan bergerak dengan searah arus air. 
  •  Percepatan
Percepatan didefinisikan sebagai besaran fisis akibat perubahan kecepatan terhadap waktu. Besaran percepatan sangat berkaitan dengan arah gaya yang terjadi  pada sebuah benda. Gaya dan HUkum Newton bisa dikatakan sebagai penjabaran yang cukup penting dari konse vector. 
  •  Gaya
Hukum Newton ketiga berbicara mengenai konsep vector Dalam arah yang berlawanan. Newton berpendapat bahwa terdapat pasangan gaya yang selalu bekerja pada sebuah system benda. Vector menurut newton, sebuah aksi gaya pada sebuah benda akan selalu diikuti dengan hadirnya gaya tersebut dengan nilai yang sama dengan gaya itu, arah benda yang berlawanan, dan garis kerja gaya pada benda yang berlainan.

Post 12: Besaran dan Satuan


A.   Besaran dan Satuan :
Besaran adalah sesuatu yang mempunyai besar ( nilai ) dan satuan .
Dalam fisika ada beberapa besaran yang tidak memiliki satuan , antara lain : koefisien gesek , indeks bias , lembab nisbi dan efisiensi / daya guna .
Besaran Pokok dan Besaran Turunan  
1.1.Besaran Pokok  : adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk mendifinisikan besaran lain . Besaran pokok ini bebas terhadap besaran pokok lainnya.
Tujuh besaran pokok , lambang dan dimensi dalam fisika : 
No
Besaran Pokok
Lambang
Dimensi
Besaran
Satuan
1
Panjang
l
m
L
2
Massa
m
kg
M
3
Waktu
t
s
T
4
Kuat arus
i
A
I
5
Suhu
T
K
θ
6
Intensitas cahaya
Φ
cd
 J
7
Kuantitas zat
n
mol
N
   1.2.Besaran  Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran  pokok                     .
No.
Besaran Turunan
Nama Satuan
Lambang Satuan
1
Kecepatan
meter/sekon
m/s = m.s -1
2
Percepatan
meter/sekon2
m/s2 = m.s -2
3
Luas
meter 2
m 2
4
Volume
meter 3
m 3
5
Massa jenis
kilogram/m3
kg/m3 = kg.m-3
6
Berat
newton
kg.m/s2 = kg.m.s-2
7
Gaya
newton
kg.m/s2 = kg.m.s-2
8
Energi
joule
kg.m2/s2  = kg.m-2.s.-2
9
Daya
watt
kg.m2/s  = kg.m-2.s.-1
10
Tekanan
pascal
kg./m s2  = kg.m-1.s.-2















B.   Vektor 
2.1. Besaran Vektor dan Skalar .
       Besaran Vektor  :  adalah besaran yang mempunyai besar dan arah .
       Contoh besaran vektor :  kecepatan , percepatan , gaya , berat , impuls , momentum.

       Vektor dapat digambar dengan sebuah tanda anak panah.                        

      Besaran Skalar : adalah suatu besaran yang mempunyai besar saja.
      Contoh  :  panjang , massa , waktu , massa jenis , usaha , energi , daya .
      Jumlah /selisih Vektor : Jumlah atau selisih vektor disebut resultante vektor  .
2.2 Penjumlahan vektor




 

       a. Dengan segitiga vektor


  : 




       b. Dengan  jajaran genjang  :

      





Jumat, 07 Juni 2013

Post 11: Fakta Fisika Terbaru

Metascreen Ultra-tipis: Setahap Mewujudkan Mantel Tembus Pandang ala Harry Potter

Rabu, 27 Maret 2013 - "Saat terjadi intervensi pada bidang-bidang pancar dari mantel dan objek, mereka lantas saling membatalkan satu sama lain. Efek keseluruhannya adalah transparansi dan tembus pandang dari semua sudut pengamatan."

Mantel tembus pandang, yang membuat pemakainya menjadi kasat mata, mungkin tak lagi hanya bisa ditemui dalam kisah Harry Potter. Keberadaannya setahap menuju kenyataan meski untuk kali ini, mantel ’ajaib’ hanya bisa berlaku pada gelombang mikro, bukan cahaya nampak. Para peneliti AS baru saja berhasil mengembangkan mantel setipis mikrometer, yang dapat menyembunyikan objek tiga dimensi dari gelombang mikro di lingkungan sekitarnya, dari segala arah dan dari segala posisi pengamat.

Untuk studi yang dipublikasikan dalam New Journal of Physics ini, para peneliti University of Texas di Austin, menggunakan lapisan ultra-tipis yang disebut “metascreen“. Mantel metascreen dibuat dengan strip pita tembaga setipis 66 µm yang dilampirkan ke film polikarbonat fleksibel setipis 100 µm dalam desain berbentuk jaring. Mantel ini digunakan untuk menyelubungi batang silinder berukuran 18 cm dari gelombang mikro, dan berfungsi optimal ketika gelombang mikro berada pada frekuensi 3,6 GHz serta pada bandwidth yang cukup luas.

Dari kemampuan beradaptasi yang melekat pada metascreen serta keunggulan teknik selubung yang digunakan dalam studi ini, para peneliti memperkirakan bahwa objek-objek berbentuk ganjil dan asimetris juga bisa diselubungi dengan prinsip yang sama.
Mantel ini digunakan untuk menyelubungi batang silinder berukuran 18 cm dari gelombang mikro, dan berfungsi optimal ketika gelombang mikro berada pada frekuensi 3,6 GHz serta pada bandwidth yang cukup luas. (Kredit: Institute of Physics)
Mantel ini digunakan untuk menyelubungi batang silinder berukuran 18 cm dari gelombang mikro, dan berfungsi optimal ketika gelombang mikro berada pada frekuensi 3,6 GHz serta pada bandwidth yang cukup luas. (Kredit: Institute of Physics)

Objek mampu terdeteksi ketika gelombang-gelombang – entah itu gelombang suara, cahaya, sinar-x ataupun gelombang mikro – terpantul dari permukaannya. Kita bisa melihat objek saat sinar cahaya memantul dari permukaannya ke arah mata kita dan mata kita mampu memproses informasi tersebut. Studi selubung sebelumnya menggunakan metamaterial untuk mengalihkan, atau membelokkan, gelombang di sekitar objek. Sedangkan metode dalam studi kali ini, yang oleh para peneliti dijuluki “mantle cloaking“, menggunakan jenis terbaru, metascreen logam ultra-tipis, untuk membatalkan gelombang yang terpancar dari objek terselubung.

“Saat terjadi intervensi pada bidang-bidang pancar dari mantel dan objek, mereka lantas saling membatalkan satu sama lain. Efek keseluruhannya adalah transparansi dan tembus pandang dari semua sudut pengamatan,” kata sesama penulis studi, Profesor Andrea Alu. “Keuntungan dari mantel selubung lewat teknik yang menarik ini adalah kemampuannya beradaptasi, kemudahan manufaktur dan peningkatan bandwidth-nya. Kami telah menunjukkan bahwa Anda tidak harus menggunakan metamaterial yang tebal untuk membatalkan pancaran dari sebuah objek. Permukaan bermotif sederhana yang konformal terhadap objek mungkin sudah cukup dan, dalam banyak hal, bahkan lebih baik dibanding metamaterial tebal.”

Tahun lalu, kelompok peneliti ini menjadi yang pertama yang berhasil menyelubungi objek 3D ke keadaan kasat mata. Dalam studi tersebut, mereka menggunakan metode yang disebut “plasmonic cloaking“, yaitu menggunakan material yang lebih tebal untuk membatalkan pancaran gelombang.
Untuk ke depan, salah satu tantangan utama bagi para peneliti adalah menggunakan “mantel selubung” ini untuk menyembunyikan objek dari cahaya nampak. “Pada prinsipnya teknik ini juga bisa digunakan pada cahaya mantel,” lanjut Profesor Alu.

“Kenyataannya, metascreen lebih mudah disadari keberadaannya pada frekuensi nampak dibanding metamaterial tebal, dan konsep ini mungkin bisa menempatkan kami untuk lebih dekat dengan realisasi praktisnya. Bagaimanapun juga, ukuran objek yang bisa diselubungi secara efisien lewat metode ini harus didasarkan pada skala panjang gelombang pengoperasian, sehingga jika diterapkan pada frekuensi optik, kami mungkin bisa secara efisien menghentikan pancaran dari objek berukuran mikrometer. “Namun, kami sudah bayangkan aplikasi-aplikasi menarik lainnya untuk menggunakan mantel selubung dan cahaya nampak, seperti mewujudkan nano-tag dan nano-saklar optikal, serta perangkat penginderaan noninvasif, yang dapat memberi beberapa manfaat bagi dunia biomedis dan instrumentasi optikal.”

Kredit: Institute of Physics
Jurnal: J C Soric, P Y Chen, A Kerkhoff, D Rainwater, K Melin, A Al. Demonstration of an ultralow profile cloak for scattering suppression of a finite-length rod in free space. New Journal of Physics, 2013; 15 (3): 033037 DOI: 10.1088/1367-2630/15/3/033037

Post 10: Latihan Vektor Part 1



    
   You have learned about vector, and in this section, u can try your competence for Vector.. Just answer the question below.

   1. Which one are the vector quantities?
    A.
Force, energy, weight
    B.
Force, velocity, acceleration
    C.
Force, mass, current
    D.
Energy, work, density
    E.
Displacement, weight, velocity
 
   2. Determine whether a scalar quantity, a vector quantity to describe each of the following situations.
      a. The outside temperature is 15º C.
      b. A truck is traveling at 60 km/hr.
      c. The water is flowing due north at 5 km/hr.
      d. The wind is blowing from the south.
      e. A vertically upwards force of 10 Newtons is applied to a rock.
      f. The rock has a mass of 5 kilograms.
      g. The box has a volume of 0.25 m3.
      h. A car is speeding eastward.
      i. The rock has a density of 5 gm/cm3.
      j. A bulldozer moves the rock eastward 15m.

    easy, right? happy learning physics :D

Post 9: Vektor Part 3

           Some physical quantities such as length, area, volume and mass can be completely described by a single real number. Because these quantities are describable by giving only a magnitude, they are called scalars. [The word scalar means representable by position on a line; having only magnitude.] On the other hand physical quantities such as displacement, velocity, force and acceleration require both a magnitude and a direction to completely describe them. Such quantities are called vectors.
If you say that a car is traveling at 90 km/hr, you are using a scalar quantity, namely the number 90 with no direction attached, to describe the speed of the car. On the other hand, if you say that the car is traveling due north at 90 km/hr, your description of the car's velocity is a vector quantity since it includes both magnitude and direction.
To distinguish between scalars and vectors we will denote scalars by lower case italic type such as a, b, c etc. and denote vectors by lower case boldface type such as u, v, w etc. In handwritten script, this way of distinguishing between vectors and scalars must be modified. It is customary to leave scalars as regular hand written script and modify the symbols used to represent vectors by either underlining, such as u or v, or by placing an arrow above the  symbol..

Selasa, 04 Juni 2013

Post 8: Vektor Part 2

Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor
a.      Secara Grafis

1.      Metode Poligon

Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara menggambar vektor-vektor yang digabungkan tersebut secara berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor resultannya (R) digambar dengan menghubungkan titik awal sampai akhir. (seperti pada gambar)


                                     

2.      Metode Jajaran genjang
Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara menggambar vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-putus) dari kedua ujung vektor yang digabungkan sehingga diperoleh titik potongnya. Terakhir gambarlah Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik potong. (seperti pda gambar) 
                                                    


b.      Secara Analitis (Perhitungan)

1.      Jika arahnya sama
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan besar dari kedua vektor yang digabungkan.

                        R  = V1  +  V2

2.      Jika arahnya berlawanan
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan besar dari kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).

                        R  = V1  -  V2

3.      Jika saling mengapit sudut
Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan atau arahnya saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus sbb :

selamat belajar ..

Post 7: Tips Belajar Fisika Asyik 'Vektor'

Belajar Fisika itu, sama saja dengan belajar yang lainnya. Yang membedakan hanyalah bidang yang dipelajarinya. Fisika kan memang lebih banyak berurusan dengan ilmu fisik. Belajar fisika bisa dibuat mudah, atau minimal dibuat menyenangkan. Bagaimana caranya..?apakah anda ingin tau..??
Berikut tips dan trik dari saya untuk mudah belajar fisika. semoga bisa membantu ya..:
1. Mulai belajar fisika kalau badan kamu sudah merasa rileks.
Kalau badan dalam keadaan rileks, kita merasa lebih tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas, terutama belajar. Banyak hal bisa dilakukan untuk membangkitkan suasana rileks. Kalau dari gw pribadi, gw biasanya menyalakan kipas angin, trus menyalakan radio, dipanteng ke stasiun radio kesayangan.
2. Baca dulu ceritanya, jangan langsung pergi ke rumus.
Jangan salah. Fisika pun ada ceritanya. Dalam hal ini, cerita yang gw maksud adalah latar belakang rumus2 tersebut, asumsi2 yang dipakai. Biasanya (terutama dalam pelajaran SMA), rumus2 fisika di buku yang kelihatannya sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana. Misalnya konsep tentang vektor yang diturunkan menjadi rumus akhir yang dibutuhkan. BACALAH konsep2 tersebut dahulu, sebelum pergi ke rumus akhir.
3. Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir.
Tujuannya adalah supaya kamu mengerti darimana rumus2 itu berasal, semenjak konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir. misalnya tentang vektor, maka kamu harus tau tentang rumus trigonometri. Setelah kamu mengerti rumus tersebut, adalah hal yang sangat mudah untuk menghapal rumus tersebut. *Bahkan, based on my experience, kamu bahkan nantinya ngg perlu menghapal rumus tersebut lagi.
4. Latihan soal-soal.
Udah mengerti konsepnya, sekarang saatnya maju ke ‘medan perang’. Ada soal latihan di setiap akhir bab, bantai aja itu soal2. Jangan biarkan ada musuh tersisa. Musuh menyerah kalah dan kamulah pemenangnya.
5. Belajar bareng dengan teman-teman.
saat kamu belajar dengan teman2, disitulah kamu bisa sharing ilmu dengan mereka. dengan begitu hal yang kamu tidak tau bisa dijelasin sama temen kamu. nah, kalo udah stuck, baru deh nanya sama guru bidang studi di sekolah. hehe

Buku-buku fisika yang kamu punya sedikit banyak juga berpengaruh terhadap seberapa banyak kamu mengerti. Masalahnya, beberapa buku fisika yang beredar hanya menyatakan rumus2 saja, tanpa menjelaskan konsep di belakang rumus2 tersebut. Hal ini saya rasa hanya akan membingungkan untuk dipelajari, karena kita hanya akan memaksakan otak kita untuk menghapal daripada mengerti. Tanpa pengertian, kamu hanya akan melupakan rumus2 tersebut dalam 2-3 hari. Here are recommended book for you to learn: Marthen Kanginan, M. Ali Yaz, Bob Foster, Giancoli.
Seperti kata pepatah, “Tell them, they will forget. Show them, they will know. Involve them, they will understand”. Semakin banyak kamu terlibat (i.e. tau), semakin banyak kamu mengerti.
Begitulah, belajar fisika itu menyenangkan. Kalau sudah tau selahnya, mudah untuk mengimplementasikannya.
Selamat belajar fisika!!!
semoga dengan anda membaca ini menjadi mudah dan gampang.

Post 6: Praktikum Resultan 2 Vektor


    
A.      TUJUAN
Menemukan rumus penjumlahan dua vektor sebidang.

B.       DASAR TEORI
Besaran fisika yang mempunyai arah seperti misalnya kecepatan, gaya, medan listrik, dan lain sebagainya, lazim dinyatakan dengan apa yang dinamakan vector, yang symbol geometrisnya berwujud anak panah dan secara aljabar berupa jajar bilangan-bilangan yang menyatakan komponen-komponennya. Secara umum, besaran fisika yang mempunyai arah, dinyatakan sebagai vector yang berupa anak panah yang arahnya sejajar dengan arah besaran fisika itu dan panjangnya sebanding serta menyatakan besarnya besaranfisika tersebut (Peter Soedojo, 1995 : 2).

Resultan dua buah vektor dapat di hitung dengan rumus berikut:



Pada bagian lain, resultan vektor dapat di hitung melalui analisis vektor yaitu dengan cara menguraikan vektor menjadi komponen-komponennya.
Resultan vektor akan menjadi bagian penting dalam pelajaran fisika misalnya mekanika. Melalui analisis vektor, persoalan mekanika dan dinamika yang sulit di visualisasikan dapat di sederhanakan untuk analisis penyelesaian masalah.

C.      ALAT dan BAHAN
1)   Statif
2)   Beban
3)   Benang kasur
4)   Kertas
5)   Busur derajat

D.      LANGKAH PERCOBAAN
1.         Susunlah statif, katrol bertangkai, kertas dan beban seperti pada gambar berikut:


2.         Aturlah beban A, B, dan C sehingga mencapai keseimbangan (sistem tidak bergerak lagi)
3.          Ukurlah sudut α, kemudian masukkan data percobaan ke dalam tabel.
4.         Ulangi langkah 1-5 sebanyak 5 kali.

E.       HASIL PENGAMATAN
No.
F1
F2
FR
α
1
500
500
500
124o
2
500
500
750
86o
3
750
1000
750
130o
4
750
500
1250
57o
5
500
500
1000
51o

F.       ANALISIS DATA
No.
F12
(N)
F22
(N)
FR2
(N)
Cos α
2F1F2cosα
F12+F22+2F1F2cosα
1
250.000
250.000
250.000
-0,093
-46.388
453.612
2
250.000
250.000
562.500
0,440
220.072
720.072
3
562.500
1.000.000
562.500
-0,367
-550.937
1.011.563
4
562.500
250.000
1.562.500
0,900
674.900
1.487.400
5
250.000
250.000
1.000.000
0,965
482.483
982.483

Berdasarkan tabel hasil pengamatan nomor 1, 2, dan 5, maka dalam keadaan F1 dan F2 yang sama, namun FR diperbesar akan menghasilkan sudut yang semakin kecil.
Hal tersebut dapat dilihat pula pada tabel analisis data nomor 1, 2, dan 5. Pada tabel analisis data tersebut, peneliti menghitung FR dengan menggunakan rumus yang tersedia (menggunakan nilai cos α). Dengan F1 dan F2 yang sama, namun sudut α diperkecil (nilai cos α semakin besar), akan menghasilkan FR yang semakin besar.
Pada tabel hasil pengamatan nomor 2 dan 5, peneliti membuat nilai F1 dan nilai F2 berbeda, namun FR dibuat sama. Ternyata, ini menghasilkan sudut α yang berbeda. Ini berarti, besar sudut α tidak hanya dipengaruhi oleh besar FR melainkan besar gaya lainnya (F1 dan F2).
Berdasarkan tabel analisa di atas, dapat dilihat bahwa apabila gaya yang digantungkan pada katrol diubah-ubah, maka sudut α akan berubah pula. Pada tabel ini, terdapat nilai yang berbeda antara FR yang dihitung menggunakan rumus dengan FR yang peneliti tetapkan pada sistem (tabel hasil pengamatan). Kesalahan yang terjadi dapat saja saat menghitung besar gaya yang ditunjukkan atau saat menentukan besar sudut α . Kesalahan dapat juga terjadi karena bahan yang digunakan saat percobaan sudah tidak bagus lagi keadaannya.


G.  KESIMPULAN
1)      Menentukan gaya berat dapat dilakukan dengan pengukuran gaya secara statis menggunakan statif dan tali. Nilai gaya berat dilihat dari resultan sudut dan massa beban.
2)      Perubahan yang terjadi pada F1, F2, dan FR akan menghasilkan sudut yang berbeda.
3)      Besarnya sudut α tidak hanya dipengaruhi oleh FR, melainkan juga dipengaruhi oleh besar gaya lain yang bekerja pada sistem.
4)      Semakin besar sudut α yang dibentuk, menghasilkan FR yang semakin kecil (FR berbanding terbalik dengan besar sudut). Ini berlaku bila kondisi F1 dan F2 dibuat sama.
5)      Pengukuran dua vektor sebidang dapat dihitung melalui rumus: